Oleh:
Tyan Retsa Putri
(Mahasiswi Matematika UNJ 2011 –
Staf Dept. Sosial Politik BEM FMIPA 2013-2015)
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Menghiasi jalanan sudut kota dengan wajah rupawannya
Berdasi rapi, senyum tipis, menatap manis
“Rakyat adil, makmur, sejahtera,” katanya
“Pilih saya,” tambahnya
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Menjanjikan kehidupan idaman kepada kami yang jelata
Sembako murah, sekolah mudah, sakit tak usah resah
Ah, janji sematakah?
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Berlomba-lomba mendatangi kami tahun ini
Mengetuk setiap pintu, bertamu tanpa permisi
Bilangnya silaturahmi
Akhirnya, lagi-lagi, “Pilih kami”
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Datang ke rumah memberi rupiah
Menjajakan janji membela kami
“Bekerja untuk rakyat agar tak ada yang melarat”
Wahai Tuan dan Nyonya,
Jangan paksa kami untuk mengenalmu dalam sekejap
Tahun ini kau datang, esok kau enggan
Bukan kami tak mau memilihmu,
Namun nyatanya kawanmu terdahulu banyak yang begitu
Memanjakan kami bak bayi
Saat sudah meraih kursi,
Jangankan ingat kami, kami dikhianati
Uang kami dicuri untuk perut dan nafsu pribadi
Wahai Tuan dan Nyonya,
Bagaimana kami bisa mempercayai
Jika yang kami dapatkan hanyalah janji
Jangan kawatir,
Suara pasti akan kami beri
Demi menegakkan demokrasi
Dan karena kami cinta Negeri ini
Cinta yang mengalir dalam nadi
Apapun, untuk Sang Ibu Pertiwi
Tyan Retsa Putri
(Mahasiswi Matematika UNJ 2011 –
Staf Dept. Sosial Politik BEM FMIPA 2013-2015)
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Menghiasi jalanan sudut kota dengan wajah rupawannya
Berdasi rapi, senyum tipis, menatap manis
“Rakyat adil, makmur, sejahtera,” katanya
“Pilih saya,” tambahnya
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Menjanjikan kehidupan idaman kepada kami yang jelata
Sembako murah, sekolah mudah, sakit tak usah resah
Ah, janji sematakah?
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Berlomba-lomba mendatangi kami tahun ini
Mengetuk setiap pintu, bertamu tanpa permisi
Bilangnya silaturahmi
Akhirnya, lagi-lagi, “Pilih kami”
Siapakah gerangan rupanya Tuan dan Nyonya?
Datang ke rumah memberi rupiah
Menjajakan janji membela kami
“Bekerja untuk rakyat agar tak ada yang melarat”
Wahai Tuan dan Nyonya,
Jangan paksa kami untuk mengenalmu dalam sekejap
Tahun ini kau datang, esok kau enggan
Bukan kami tak mau memilihmu,
Namun nyatanya kawanmu terdahulu banyak yang begitu
Memanjakan kami bak bayi
Saat sudah meraih kursi,
Jangankan ingat kami, kami dikhianati
Uang kami dicuri untuk perut dan nafsu pribadi
Wahai Tuan dan Nyonya,
Bagaimana kami bisa mempercayai
Jika yang kami dapatkan hanyalah janji
Jangan kawatir,
Suara pasti akan kami beri
Demi menegakkan demokrasi
Dan karena kami cinta Negeri ini
Cinta yang mengalir dalam nadi
Apapun, untuk Sang Ibu Pertiwi