Mengurangi Polusi Udara di Daerah Perkotaan Dengan Tanaman Penutup
Dinding
(Spider plant)
Oleh: Maulidia Achmad Rukun
Kehidupan di perkotaan dewasa ini
sudah tak luput lagi dari polusi udara yang sudah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan,
wajar saja ruang terbuka hijau sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tumbuhan
yang merupakan organisme penyerap karbon diokasida jumlahnya masih jauh dari
cukup, di DKI sebagai pusat Ibu Kota Negara Indonesia pada tahun 2012 ruang
terbuka hijau baru mencapai 9,8 %, idealnya ketersediaan ruang terbuka hijau
adalah 20% dari luas suatu daerah. Dengan jumlah tersebut tentu sangat tidak
ideal dalam penyerapan polusi udara yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat
yang hidup didalamnya. Memang segala
upaya telah dilakukan, baik dengan melakukan penambahan jumlah ruang terbuka
hijau hingga melakukan penanaman pohon di daerah-daerah yang masih terdapat
lahan, tetapi hal tersebut belum dapat banyak membantu. Padahal efek yang
ditimbulkan dari polusi udara itu sangat membahayakan terutama bagi kesehatan,
banyak penyakit yang disebabkan oleh polusi udara seperti infeksi mata, infeksi
saluran pernapasan, gangguang jantung, dan keracunan akibat logam berat.
Sebenarnya banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi polusi di
Perkotaan, yaitu menanam pohon pada lahan kosong, menanam tanaman dalam pot,
dan menanam tanaman pada vertikultur. Tetapi cara-cara tersebut memiliki
beberapa kekurangan yaitu dibutuhkan luas area yang lebih banyak serta dibutuhkan
perawatan yang cukup rumit, padahal lahan di perkotaan sangat terbatas. Permasalahan
lahan memang cukup pelik di daerah perkotaan, semakin bertambahnya penduduk
yang hidup di perkotaan tentu membutuhkan banyak lahan yang digunakan untuk
membuat perumahan, kantor, dan bangunan-bangunan lainnya dan tentunya hal
tersebut berimplikasi dengan semakin sedikitnya ketersediaan lahan untuk
ditumbuhi tumbuhan hijau yang berfungsi menyerap polusi udara.
Media dinding sejauh ini belum
banyak digunakan sebagai tempat untuk menanam tumbuhan, padahal jika
dihitung-hitung jumlah dinding yang tidak termanfaatkan atau hannya tertutup
cat sangat banyak dan seandainya saja media dinding ini dimanfaatkan untuk menanam
tumbuhan maka hal tersebut tentu dapat menjadi solusi dari masalah polusi di
perkotaan. Spider plant menyandur
dari hewan laba-laba yang mampu hidup di dinding begitu pula dengan jenis salah
satu tumbuhan yaitu Ficus repens yang
merupakan tumbuhan perambat (vines) dan mampu hidup di media dinding. Untuk
menumbuhkan Ficus repens pada media
dinding tidaklah sulit karena sifat dari tumbuhan suku moraceae termasuk Ficus repens di dalamnya compatible pada kondisi lingkungan yang
beragam mulai dari intensititas cahaya, suhu, kelembaban, dan kandungan air yang
tidak mendukung sekalipun.
Syarat agar suatu media dinding
dapat ditumbuhi oleh Ficus repens
adalah dinding yang terbuat dari semen dan kokoh serta tidak dicat karena sifat
adhesive cat tidak disukai oleh akar Ficus repens. Dinding yang terbuat dari
bahan kayu juga tidak dapat digunakan karena dinding dari kayu sangat mudah
lapuk, pecah, dan retak karena suasana yang lembab akibat tertutup oleh Ficus repens. Tidak usah khawatir
dinding yang ditumbuhi Ficus repens rusak karena termakan oleh akar-akar Ficus repens asalkan dinding yang
dijadikan sebagai media tumbuh dibuat kokoh, akar dari tumbuhan tersebut tidak
merusak material-material dinding, akar Ficus
repens hannya menggunakan dinding sebagai media pelekat saja untuk
menunjang kehidupannya.
Selain berkurangnya polusi udara
manfaat lain yang didapatkan dengan menanam tumbuhan penutup dinding adalah
semakin sedikit biaya yang dikeluarkan, hal itu dikarenakan tidak diperlukan
uang dan tenaga untuk mengecat dinding, selain itu dengan tumbuhnya Ficus
repens pada dinding maka nilai estetika dinding tersebut menjadi bertambah
tentunya bersanding dengan prinsip naturalis, dan berdasarkan penelitian dengan
adanya tumbuhan penutup dinding suhu daerah disekitarnya berkurang hingga 1,35⁰C dari
suhu lingkungan disekitarnya.
Gambar. Dinding yang ditumbuhi Ficus repens
0 comments:
Posting Komentar