ORASI
KURIKULUM 2013 dalam mimbar bebas Rabu 1 Mei 2013 @kampus B UNJ
Oleh:
Andi Ryansyah, Mahasiswa FMIPA UNJ
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Saat
ini sudah lebih dari 67 tahun, Indonesia menikmati kemerdekaan. Lalu apa arti
kemerdekaan bagi kita? Dalam pembukaan UUD 1945, kemerdekaan memiliki janji,
salah satunya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tidak peduli siapa mereka, orang kaya ataupun orang miskin.
Tidak peduli di mana pun, dari sabang sampai merauke.“Mencerdaskan kehidupan
bangsa” adalah janji yang harus dilunasi untuk setiap anak Indonesia.
Pendidikan adalah proses penting dan berarti untuk melunasi janji kemerdekaan
ini.
Hidup
pendidikan Indonesia!!!
Mahasiswa
seperjuangan, Aksi ini memang tidak menjanjikan perubahan, tapi tanpa aksi
tidak ada perubahan.
Hidup
Mahasiswa!!!
Saya
tidak menolak perubahan. Perubahan yang lebih baik tentunya. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang, tantangan masa depan dan tuntutan masyarakat yang berubah
mengharuskan pendidikan kita beradaptasi. Artinya kurikulum dalam pendidikan
kita harus berubah. Namun tidak seperti power rangers, begitu mengucapkan kata
berubah, maka perubahan terjadi, secepat kilasan mata.Harus ada alasan sebagai
dasar perubahan kurikulum. Fakta-fakta apa yang mendukungnya? Tujuan apa yang
mau dicapai? Penelitian-penelitian apa yang memperkuatnya?Penganut
aliran kurikulum yakin kurikulum adalah penentu utama arah dan isi pendidikan.
Perang sungguhan antara pemerintah dan rakyatnya terjadi di Yaman dan
Afghanistan untuk menentukan isi kurikulum. Lalu apakah kita mau Indonesia
perang karena kurikulum? Tentu tidak!!!
Penganut
aliran guru tidak yakin kurikulum yang menentukan. Guru yang paling menentukan
isi dan arah pendidikan. Sebab guru yang setiap hari berhadapan dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru yang akan menentukan apakah ia mau menggunakan kurikulum
atau program pembelajarannya. Penganut aliran guru percaya, bila mau
meningkatkan mutu pendidikan mulailah dari meningkatkan mutu guru, kurikulum
menyusul. Faktanya sudah berapa kali ganti kurikulum, apakah mutu pendidikan
meningkat? Meningkatkan mutu guru artinya meningkatkan mutu lembaga pencetak guru,
salah satunya kampus kita, UNJ.
Kurikulum
2013 direvisi oleh sebagian orang-orang yang rekam jejaknya tidak mendukung
syariat Islam. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang)
Kemendikbud Khairil Anwar mengatakan pakar-pakar yang merivisi kurikulum antara
lain: mantan Mendiknas Juwono Sudarsono, budayawan Goenawan Muhammad, Romo
Magnis Suseno, pakar fisika Yohanes Surya, Rektor Universitas Paramadina Anies
Baswedan, dan aktivis pendidikan karakter Ratna Megawangi. Goenawan Muhammad
bahkan pernah menulis bahwa Alquran merupakan produk bangsa Arab, tepatnya
buatan Muhammad, bukan wahyu dari Allah. Sebuah pernyataan yang menunjukkan permusuhan
terhadap Islam.
Nilai-nilai
buruk yang dilarang Islam ada di kurikulum 2013. Contohnya materi evolusi
(Biologi SMA). Dalam kompetensi Biologi kelas XII disebutkan:
“Membedakan teori evolusi Darwin dan teori-teori lain. Teori Darwin masih tetap
dianggap sebagai rujukan. Teori penciptaan manusia dihadapkan dengan teori
evolusi Darwin tanpa ada arahan untuk menunjukkan kesesatan teori Darwin.
Dalam
Kurikulum 2013 tidak ada yang mengatur masalah pergaulan bebas atau
melarangnya. Mungkinkah pergaulan bebas dapat diberantas apabila hanya pemeluk
Islam saja yang dilarang sedangkan pemeluk agama lain diperbolehkan selama
melakukannya dengan tanggung jawab? Tentu saja, hal ini merupakan ketidakadilan
bagi mayoritas rakyat, yakni umat Islam. Kita harus kembali mengambil hak umat
Islam di negari ini. Negara ini dulu dimerdekakan oleh pahlawan&ulama
dengan seruan takbir. Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar!!!
Nasi
belum menjadi bubur. Kurikulum 2013 belum disahkan. Karena itu kini adalah saat
yang paling tepat untuk memberikan pemahaman kurikulum 2013 kepada semua pihak.
Pemerintah perlu meyakinkan juga kepada semua pihak, kurikulum 2013 benar atau tidak diterapkan.
Solusinya tingkatkan mutu guru dan fasilitas sekolah serta lakukan riset
kurikulum saat ini (KTSP) dan kurikulum sebelumnya secara menyeluruh dan utuh. Apabila pemerintah
serius peduli dengan akhlak bangsa yang kian merosot, maka satu-satunya jalan adalah
menggunakan standar Islam. Ajaran Islam tidak ada yang merugikan dan membahayakan
agama lain. Karena Islam Rahmatan lil
‘alamin (kasih sayang untuk seluruh alam). Jika solusi ini tidak dilakukan,
kurikulum 2013 layak ditolak!!!
0 comments:
Posting Komentar