Jumat, 03 Mei 2013

Orasi Kurikulum 2013


ORASI KURIKULUM 2013 dalam mimbar bebas Rabu 1 Mei 2013 @kampus B UNJ
Oleh: Andi Ryansyah, Mahasiswa FMIPA UNJ

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Saat ini sudah lebih dari 67 tahun, Indonesia menikmati kemerdekaan. Lalu apa arti kemerdekaan bagi kita? Dalam pembukaan UUD 1945, kemerdekaan memiliki janji, salah satunya untuk  mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak peduli siapa mereka, orang kaya ataupun orang miskin. Tidak peduli di mana pun, dari sabang sampai merauke.“Mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah janji yang harus dilunasi untuk setiap anak Indonesia. Pendidikan adalah proses penting dan berarti untuk melunasi janji kemerdekaan ini.


Hidup pendidikan Indonesia!!!

Mahasiswa seperjuangan, Aksi ini memang tidak menjanjikan perubahan, tapi tanpa aksi tidak ada perubahan.

Hidup Mahasiswa!!!

Saya tidak menolak perubahan. Perubahan yang lebih baik tentunya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang, tantangan masa depan  dan tuntutan masyarakat yang berubah mengharuskan pendidikan kita beradaptasi. Artinya kurikulum dalam pendidikan kita harus berubah. Namun tidak seperti power rangers, begitu mengucapkan kata berubah, maka perubahan terjadi, secepat kilasan mata.Harus ada alasan sebagai dasar perubahan kurikulum. Fakta-fakta apa yang mendukungnya? Tujuan apa yang mau dicapai? Penelitian-penelitian apa yang memperkuatnya?Penganut aliran kurikulum yakin kurikulum adalah penentu utama arah dan isi pendidikan. Perang sungguhan antara pemerintah dan rakyatnya terjadi di Yaman dan Afghanistan untuk menentukan isi kurikulum. Lalu apakah kita mau Indonesia perang karena kurikulum? Tentu tidak!!! 

Penganut aliran guru tidak yakin kurikulum yang menentukan. Guru yang paling menentukan isi dan arah pendidikan. Sebab guru yang setiap hari berhadapan dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru yang akan menentukan apakah ia mau menggunakan kurikulum atau program pembelajarannya. Penganut aliran guru percaya, bila mau meningkatkan mutu pendidikan mulailah dari meningkatkan mutu guru, kurikulum menyusul. Faktanya sudah berapa kali ganti kurikulum, apakah mutu pendidikan meningkat? Meningkatkan mutu guru artinya meningkatkan mutu lembaga pencetak guru, salah satunya kampus kita, UNJ.  

Kurikulum 2013 direvisi oleh sebagian orang-orang yang rekam jejaknya tidak mendukung syariat Islam. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Khairil Anwar mengatakan pakar-pakar yang merivisi kurikulum antara lain: mantan Mendiknas Juwono Sudarsono, budayawan Goenawan Muhammad, Romo Magnis Suseno, pakar fisika Yohanes Surya, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan aktivis pendidikan karakter Ratna Megawangi. Goenawan Muhammad bahkan pernah menulis bahwa Alquran merupakan produk bangsa Arab, tepatnya buatan Muhammad, bukan wahyu dari Allah. Sebuah pernyataan yang menunjukkan permusuhan terhadap Islam. 

Nilai-nilai buruk yang dilarang Islam ada di kurikulum 2013. Contohnya materi evolusi (Biologi SMA). Dalam kompetensi Biologi kelas XII disebutkan: “Membedakan teori evolusi Darwin dan teori-teori lain. Teori Darwin masih tetap dianggap sebagai rujukan. Teori penciptaan manusia dihadapkan dengan teori evolusi Darwin tanpa ada arahan untuk menunjukkan kesesatan teori Darwin. 

Dalam Kurikulum 2013 tidak ada yang mengatur masalah pergaulan bebas atau melarangnya. Mungkinkah pergaulan bebas dapat diberantas apabila hanya pemeluk Islam saja yang dilarang sedangkan pemeluk agama lain diperbolehkan selama melakukannya dengan tanggung jawab? Tentu saja, hal ini merupakan ketidakadilan bagi mayoritas rakyat, yakni umat Islam. Kita harus kembali mengambil hak umat Islam di negari ini. Negara ini dulu dimerdekakan oleh pahlawan&ulama dengan seruan takbir. Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar!!!

Nasi belum menjadi bubur. Kurikulum 2013 belum disahkan. Karena itu kini adalah saat yang paling tepat untuk memberikan pemahaman kurikulum 2013 kepada semua pihak. Pemerintah perlu meyakinkan juga kepada semua pihak, kurikulum 2013  benar atau tidak diterapkan.

Solusinya tingkatkan mutu guru dan fasilitas sekolah serta lakukan riset kurikulum saat ini (KTSP) dan kurikulum sebelumnya secara menyeluruh dan utuh. Apabila pemerintah serius peduli dengan akhlak bangsa yang kian merosot, maka satu-satunya jalan adalah menggunakan standar Islam. Ajaran Islam tidak ada yang merugikan dan membahayakan agama lain. Karena Islam Rahmatan lil ‘alamin (kasih sayang untuk seluruh alam). Jika solusi ini tidak dilakukan, kurikulum 2013 layak ditolak!!!

0 comments:

Posting Komentar