Minggu, 28 April 2013

BBB (Bukan Baca Biasa)


gambar: google.com
BBB (Bukan Baca Biasa)

Penulis: Andi Ryansyah (Mahasiswa UNJ)

Senang mengenang masa kecil ketika pertama kali bisa membaca. Setiap bertemu tulisan pasti tersenyum dan membacanya dengan suara yang lantang agar semua orang mendengar dan mengakui dirinya sudah bisa membaca. Buku apapun yang cover dan judulnya menarik jadi bacaannya. IPS dan IPA yang diajarkan sejak SD memotivasinya untuk membeli dan membaca buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) dan RPAL (Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap). Taman Pendidikan Alquran (TPA) jadi tempat favoritnya untuk belajar membaca Alquran. Masihkah semangat ini ada pada masa remaja&dewasa?

Sedih menonton tayangan televisi yang merendahkan karakter “kutu buku”. Kutu buku menjadi orang yang pasif/kurang pergaulan (kuper), bicaranya gugup, pembawaan dan pemikirannya kaku, penurut dan minder. Padahal orang yang hobi membaca, otaknya bekerja memahami kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf sehingga terbangun mental aktif. Perbendaharaan kata-kata baru yang didapat dari membaca menyebabkan lancar berbicara. 

Membaca banyak buku artinya memahami berbagai sudut pandang penulisnya. Misal, membaca 2 buku. Buku pertama tentang pro seni danbuku kedua tentang kontra seni. Pembaca dituntut beradaptasi dalam perbedaan ini untuk mendapatkan kelebihan dan kekurangan buku itu sehingga berpendirian dalam mengambil sikap. Makin banyak membaca, makin banyak wawasan, makin percaya diri untuk menjawab masalah-masalah orang di sekitar yang datang bertanya.  

Baca tidak hanya buku, tapi juga diantaranya baca sejarah, era jejaring sosial, kreativitas, dan film. Manfaatnya pembaca dapat mengetahui sejarah dan memprediksi masa depan. Kebangkitan nasional (1908), sumpah pemuda (1928), proklamasi (1945), orde lama (1966), orde baru (1998). Ini tentang sejarah yang diciptakan mahasiswa. Dalam Alquran dijelaskan Perhatikanlah sejarah untuk masa depan yang lebih baik. Lalu apa karya mahasiswa saat ini untuk masa depan Indonesia yang lebih baik?  

Era jejaring sosial di Indonesia sangat ekstrem. Pengguna facebook di Indonesia nomor 2 di dunia pada Juni 2011 (www.checkfacebook.com). Pengguna twitter di Indonesia nomor 1 di Asia pada 20 April 2011(www.greyreview.com/2010/01/26/twitter-in-asia-total-by-country/) Namun kontribusi status dan tweet oleh pengguna bisa merusak dunia. Misal status/tweetnya “cemungudh eaaa”, “ngantuk banget nich”, “aduh atit pelut dech”, “laperrr”. Bayangkan jika banyaknya pengguna twitter dan facebook di Indonesia menulis gagasan untuk solusi masalah-masalah Indonesia, maka Indonesia bisa lebih baik dan dunia terinspirasi.  

Indonesia adalah negara yang sangat kreatif. Dari otak sampai lidah, Indonesia menggoyang dunia. Rendang adalah makanan terenak nomor 1 di dunia versi situs CNNGo tahun 2011. Bisnis kuliner rendang sangat menjanjikan bukan? Amerika boleh punya facebook dan twitter, Indonesia punya KASKUS. Batik adalah karya anak Indonesia.  

Film murah dan murahan yang ditayangkan berakibat buruk buat anak. Misal judul filmnya putri yang tertukar. Anak yang hanya menonton film ini bisa bertanya kepada orang tuanya, apakah aku benar putri kandung dari mama&papa? Berbeda jika anak telah paham agama Islam sebelum menonton. Ia akan kritis membedakan baik dan buruk film tersebut sehingga tidak tertipu.  

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan”
 

0 comments:

Posting Komentar